PENGALAMAN BETTY LIM

Pengalaman Betty Lim tinggal di Kyoto dan Sekolah Bahasa Jepang di Kyoto Minsai Japanese Language School. Betty bertemu pertama kali dengan JIN bulan Juli 2013, mendaftar sekolah melalui JIN, dan berangkat ke Jepang bulan Januari 2014.  Betty akan belajar di Kyoto Minsai selama 1 tahun 3 bulan. Di bawah ini kesan-kesan Betty selama 3 bulan pertama di Kyoto.

*********************************

Pengalaman Bersekolah di Jepang.

Betty JIN 01 Betty JIN 02 Betty JIN 03 Betty JIN 04 Betty JIN 05 Betty JIN 06 Betty JIN 07 Betty JIN 08 Betty JIN 09 Betty JIN 10 Betty JIN 11 Betty JIN 12 Betty JIN 13 Betty JIN 14 Betty JIN 15

Halo, namaku Betty. Aku sekarang tinggal di Kyoto, Jepang dan sedang bersekolah di Kyoto Minsai Nihongo Gakkou demi persiapan menempuh jenjang pendidikan berikutnya. Meskipun baru sekitar tiga bulan hidup di Jepang, sudah banyak sekali pengalaman berharga yang kualami. Hidup di Jepang menurutku gampang-gampang susah. Gampangnya adalah banyak fasilitas umum yang tersedia seperti vending machine, kereta dan bus yang selalu on time, dan lain-lain. Susahnya adalah banyaknya peraturan kehidupan sehari hari seperti aturan pembuangan sampah, aturan lalu lintas, dan tentunya aturan-aturan tersebut tertulis dalam bahasa Jepang hahaha….Bagiku yang bahasa Jepangnya masi jelek tentu saja kesulitan memahami aturan-aturan tersebut. Tetapi untungnya sensei-sensei di gakkou selalu ada dan bersedia menjelaskan hal-hal tersebut dengan sabar dan jelas.

Kesusahan kedua adalah uang. Sebagai orang Indonesia tentu kita mengetahui bahwa barang impor dari Jepang terkenal akan kualitasnya yang oke dan harganya yang cenderung mahal. Yah meskipun setelah berada di Jepang tentu saja kita dapat membeli barang-barang tersebut dengan harga lokal, tetap saja mahal. Hal yang paling terasa mahalnya adalah makanan. Sekali makan di restoran keluarga atau warung mie (yang terlihat biasa saja, tidak ada kesan restoran atau warung mewah), paling sedikit harus mengeluarkan sekitar ¥500 atau kurang lebih Rp 55.000,00. Bandingkan dengan warung nasi di Indonesia yang hanya dengan Rp 10.000,00 saja kita dapat membeli segunung nasi dan lauk. Bagi teman teman tidak bisa memasak sendiri, jangan khawatir, kita dapat bekerja paruh waktu (arubaito) untuk menutupi uang makan. Jujur saja gaji bulanan (1 minggu 5hari kerja x 4 jam) yang kuterima dari arubaito di sini cukup untuk menutupi uang kos dan biaya makan sebulan (dengan catatan tidak tinggal di kos-an super elit dan makan-makanan mewah setiap hari ya…).

Selain berguna untuk mengatasi kesulitan uang, arubaito juga bermanfaat untuk menempa bahasa Jepang kita, mendapatkan teman baru, dan tentunya bagi teman-teman yang ingin bekerja di Jepang nantinya, dapat mencicipi sedikit bagaimana rasanya bekerja dengan orang Jepang. Kedisiplinan waktu adalah hal utama di sini. Dan apabila jam kerja adalah 4 jam maka selama 4 jam itu harus bekerja, istirahat semenit-dua menit mungkin tidak apa-apa, tapi bila kelamaan, mungkin wajah bos akan menjadi sedikit seram hehehe….

Bagi teman-teman yang takut arubaito karena merasa bahasa Jepangnya belum bagus, jangan khawatir. Ada beberapa arubaito yang tidak memerlukan kemampuan bahasa Jepang terlalu tinggi seperti arubaito di pabrik bento, pabrik televisi, dan lainnya. Yang terpenting adalah dapat memahami apa yang ditugaskan untuk kita.

Di bawah ini foto-foto makanan enak di Kyoto ;-).

Makanan Betty JIN 01 Makanan Betty JIN 02 Makanan Betty JIN 03 Makanan Betty JIN 04 Makanan Betty JIN 05 Makanan Betty JIN 06 Makanan Betty JIN 07 Makanan Betty JIN 08 Makanan Betty JIN 09Betty JIN 14

Mungkin banyak teman-teman yang merasa, “buat apa sih sekolah ke Jepang, biaya mahal, banyak aturan yang harus ditaati, persaingan di Jepang susah”, tetapi menurutku yang meski baru tiga bulan di sini, uang yang kukeluarkan tidak sia-sia. Banyak pelajaran berharga yang kupelajari di sini, seperti belajar disiplin, belajar bekerja keras, belajar menghargai orang lain, belajar sopan santun, belajar susahnya memahami dan dipahami orang lain, belajar untuk sebisa mungkin menolong orang lain (terutama sesama pelajar asing yang sama-sama kesusahan), dan masih banyak lagi.

Sekali lagi, meski baru tiga bulan sudah banyak keindahan lingkungan yang tidak pernah kulihat di Indonesia, kulihat di sini. Kuil-kuil tua yang terawat, hewan-hewan liar seperti bebek, bangau, dan ikan yang hidup dengan santai di sungai di dekat tempat arubaito, pohon-pohon dan bunga-bunga dengan warna cerah di sepanjang jalan, fasilitas umum yang terawat dengan baik, dan lainnya. Menurutku keindahan lingkungan tersebut adalah berkat kerja keras orang-orang yang membuat dan menaati aturan hidup di sini. Jadi meskipun banyak dan rumit, aturan-aturan tersebut ternyata membuahkan hasil yang memuaskan ya.

Apabila teman-teman ingin bersekolah di Jepang, tapi masih memiliki banyak keraguan, menurutku jangan ragu. Meskipun ujung-ujungnya juga kembali ke negara sendiri, setidaknya ada hal-hal baik yang sudah kita contoh dari Jepang dan kita bawa kembali untuk dapat memajukan Indonesia nantinya.

Hubungi JIN di info@jin.co.id, Tel/WA 022-20451463/0812-1477-937, LINE jin_office atau follow instagram kami japan.indonesia.network

*********************************