Di bawah ini cerita pengalaman Kehidupan Sekolah di Jepang oleh Anastasia, yang telah belajar Bahasa Jepang di Yokohama, selama satu setengah tahun. Setelah lulus program sarjana di Indonesia, Anastasia menghubungi JIN awal tahun 2015. Setelah konsultasi beberapa kali dengan ibu Oyama, akhirnya memutuskan mendaftar pada bulan Juni-Juli 2015 dan berangkat ke Jepang bulan Oktober 2015.

*****************************************

Halo, perkenalkan nama saya Anastasia, asal kota Jakarta. Saya mengambil jurusan bahasa Jepang di Yokohama Design College sejak Oktober 2015 sampai Maret 2017. Sebelumnya saya mendapatkan info tentang JIN dari teman saya yang bersekolah di sekolah yang sama, tetapi dia sudah berangkat terlebih dulu sebelum saya. Ini cerita pengalaman saya tentang kehidupan sekolah di Jepang.

Sebelum pergi ke Jepang sendiri sebetulnya saya sudah lulus kuliah dan bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta. Minat untuk sekolah ke Jepang sendiri sebenarnya sudah ada sejak SMA, namun karena satu dan dua hal niat tersebut saya urungkan. Namun ternyata di tahun 2014, saya mendapat info dari teman saya kalau dia akan terbang ke Jepang untuk bersekolah di Yokohama selama setahun. Dari sana saya mendapatkan info tentang agensi sekolah yang ia gunakan yaitu JIN.

Selama saya berkonsultasi dengan pihak JIN, saya mendapatkan banyak input dan informasi yang detail mengenai sekolah-sekolah di Jepang. Karena saya ingin tinggal di dekat Tokyo namun tidak ingin dengan biaya hidup setinggi Tokyo, saya mengikuti saran JIN dan teman saya untuk mengambil sekolah di Yokohama Design College, Yokohama. Basic pendidikan saya sendiri pun adalah desain grafis, sehingga mengambil sekolah di YDC adalah keputusan tepat untuk saya, karena di sekolah itu sendiri ada open class yang berkaitan dengan desain sehingga saya bisa menambah wawasan saya dan pemahaman tentang desain di Jepang itu sendiri sembari belajar bahasa Jepang.

Dan saya sangat puas memilih kota Yokohama sebagai tempat belajar saya, karena Yokohama adalah kota pertama di mana Jepang membuka dirinya terhadap dunia luar sehingga akulturasi dan budayanya saling berpadu. Saya belajar banyak mengenai sejarah masuknya pengaruh barat di Jepang itu sendiri. Ada banyak museum di Yokohama yang patut dikunjungi dan semuanya rata-rata gratis, kalaupun bayar tidak terlalu mahal dan isi museumnya sangat sebanding. Pemandangan di sana pun indah, dan banyak taman tempat saya bisa bersantai duduk-duduk sambil menikmati sore hari.

Dari pihak JIN sendiri saya juga dipertemukan dengan pihak sekolah secara langsung di Jakarta bertepatan dengan pameran pendidikan di salah satu hotel. Pihak JIN membantu memfasilitasi saya dalam berdiskusi dengan pihak sekolah, respons yang cepat dan detail untuk pertanyaan-pertanyaan dari saya, serta sampai di hari H saya berangkat dan tiba di Jepang saya masih dibantu. Secara keseluruhan saya sangat puas dengan pelayanan JIN, terutama dengan Ibu Mayumi sendiri yang sangat sabar melayani pertanyaan-pertanyaan saya.

Di Jepang sendiri saya mendapatkan banyak sekali pengalaman berharga dan teman-teman baru, serta membuka relasi dan wawasan. Saya belajar memanage diri saya sendiri, belajar bersosialisasi dengan teman-teman yang berbeda bahasa dan kebiasaan, belajar memahami peraturan dan kebiasaan di Jepang, serta mencoba melakukan hal-hal yang sebelumnya saya belum berani atau belum pernah mencoba, seperti masak sendiri, mengurus dokumen-dokumen dan keperluan sekolah sendiri, mencoba melamar pekerjaan dan berhadapan langsung dengan perusahaan Jepang, dan sebagainya. Ada banyak hal menarik yang saya pelajari di sini dan saya merasa belajar di luar negeri ternyata mampu memberikan banyak hal positif jika dijalani dengan serius dan sungguh-sungguh, tidak hanya selalu urusan biaya mahal. Sekolah tempat saya belajar pun menyediakan banyak kegiatan di luar kegiatan belajar seperti school trip, open class, dan klub seperti klub paduan suara dan drama. Sekolah pun mengadakan acara-acara yang khas kebudayaan jepang seperti tahun baru, hanami, sehingga kegiatan di sana tidak hanya terpaku pada belajar saja.

Di Jepang, pelajar asing diberikan ijin untuk bekerja paruh waktu (arubaito). Selain itu untuk beasiswa juga disediakan jalur beasiswa dari JASSO. Dari sekolah tempat saya belajar setelah setahun belajar ada kesempatan untuk mendapatkan beasiswa tersebut melalui proses rekomendasi dan tes. Saya mendapatkan beasiswa tersebut selama 6 bulan sehingga biaya sekolah saya sudah ditanggung oleh pihak JASSO.

Satu hal yang paling saya suka dari Jepang adalah keramahan mereka (omotenashi) dan kedisiplinan mereka. Saya mengalami banyak kesulitan pada awal saya belajar di Jepang, tapi saya juga belajar bahwa kalau kita mau mencoba juga untuk bertanya dan berusaha, mereka juga mau membantu kita. Saya juga dilatih untuk sabar dalam mengantri (karena di Jepang budaya antri sudah sangat mengakar kuat). Nilai-nilai baik yang saya dapatkan di Jepang ingin saya bagikan juga ke teman-teman sebagai bekal saya sepulang belajar dari Jepang.

Kehidupan sekolah di Jepang sangat menyenangkan. Saran saya jika ingin belajar ke Jepang, cari info sebanyak-banyaknya, buka diri dan pandangan seluas-luasnya, dan tentunya sedikit belajar hiragana dan katakana sebelum berangkat akan sangat membantu. Good luck and enjoy Japan!

Foto-foto kegiatan Anastasia bersama teman-teman. Copyright @Anastasia.

*****************************************

Cerita pengalaman kehidupan sekolah di Jepang pelajar yang lain dapat dilihat di halaman ini (klik di sini). Wujudkan impian sekolah/kuliah di Jepang bersama Japan Indonesia Network. Ketercapaian tujuan anda/putra-putri anda, perhatian utama JIN. Hubungi JIN di info@jin.co.id, Tel/WA 022-20451463/0812-1477-937, LINE jin_office atau follow instagram kami japan.indonesia.network

Ikuti kami dan bagikan informasi tentang JIN dengan klik LIKE atau SHARE di bawah ini: