Artikel ‘Belajar di Jepang’ berisi tentang tiga metode/cara untuk belajar dan perbandingan antara belajar di jepang dan belajar di Indonesia.  Ilmu pengetahuan  merupakan kunci keberhasilan dalam berbisnis, berpolitik dan juga bergaul dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Semakin berilmu semakin besar kemungkinan akan berhasil. Ilmu dapat diperoleh secara formal melalui pendidikan di sekolah (SD, SMP, SMA dan Universitas) ataupun secara informal misalnya melalui pergaulan dengan orang lain, pengalaman, tulisan (buku/internet), dll. Belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, dapat  secara formal ataupun informal. Ilmu tidak akan didapatkan hanya dari perenungan, berdoa atau tiba-tiba jatuh dari langit. Ilmu didapatkan dengan usaha, yaitu belajar.

TIGA METODE UNTUK BELAJAR

Metode untuk belajar (=metode untuk berilmu), dapat dikelompokkan menjadi tiga: komunikasi dengan orang lain (survey), pengamatan (observation) dan arsip (archive). Belajar melalui komunikasi dengan orang lain selalu dilakukan di sekolah dengan mendengarkan guru memberikan pelajaran, asistensi dengan dosen, diskusi dengan teman, mengikuti seminar, dll. Belajar melalui komunikasi dengan orang lain juga dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan juga bisnis, seperti ngobrol dengan anggota keluarga, berbicara dengan tetangga, ngobrol dengan rekan bisnis, bertanya kepada konsumen, mendengarkan supplier berbicara, rapat dengan staf di kantor, mendengarkan penjelasan atasan/bawahan dll.

Belajar dengan mengamati dilakukan di sekolah dengan melihat guru memberikan contoh menggambar, memasak, membuat sesuatu; melihat produk yang dibuat di bengkel sekolah, studi-tour sekolah mengunjungi pabrik, bangunan, dll. Belajar dengan mengamati dilakukan di luar sekolah dengan cara misalnya jalan-jalan dan mencoba makanan yang dibuat oleh restoran pesaing, mencoba dan melihat produk-produk yang dapat dijadikan studi-banding, merasakan ruang dan suasana di tempat tujuan wisata dll. ‘Belajar melalui pengamatan’ (observasi) memberikan pengetahuan tacit (tacit-knowledge), pengetahuan yang hanya akan didapatkan melalui ‘pengalaman’.

Belajar melalui arsip, dilakukan dengan membaca buku, majalah atau media-massa baik yang hard-copy ataupun digital (melalui internet). ‘Belajar dengan membaca buku’ dapat menjadi bagian dari tugas/program sekolah dan dapat juga dilakukan secara mandiri/otodidak sesuai dengan ‘ilmu’ yang diminati untuk dikumpulkan.

PERBANDINGAN BELAJR DI JEPANG DAN DI INDONESIA

Tabel bawah ini gambaran perbedaan belajar di Jepang dan di Indonesia yang dipilah-pilah berdasarkan tiga metode belajar yang telah dijelaskan di atas. Tabel ini mungkin dapat menjadi acuan perbandingan yang akan didapatkan apabila belajar di Jepang dan di Indonesia.

[table “” not found /]

Mengikuti pendidikan formal (sekolah) bukan hanya untuk belajar hardskill (substansi pengetahuan tertentu), tetapi juga untuk mengembangkan softskill (sikap, kedisplinan, kejujuran, kepemimpinan, kemampuan bergaul, dll), serta untuk networking dengan teman-teman yang dijumpai di kampus ataupun luar kampus. Selain ilmu, networking juga merupakan faktor penentu keberhasilan dan kebahagiaan.

Wujudkan impian sekolah, kuliah, dan belajar di Jepang bersama Japan Indonesia Network. Hubungi JIN di info@jin.co.id, Tel/WA 022-20451463/0812-1477-937, LINE jin_office atau follow instagram kami japan.indonesia.network

Photo ©Akita International University. Ikuti kami dengan mengklik SUKA dan BAGIKAN di bawah ini.