Nama saya F. Camelia Fathariska, akrab dipanggil Riska. Saya mengisi liburan kenaikan sekolah dengan mengikuti Summer Program di Sapporo, Hokkaido. Sebelumnya, saya belajar bahasa Jepang di Jakarta secara otodidak. Terkadang saya mengisi waktu luang saya dengan mendengar podcast berbahasa Jepang atau menonton animasi Ghibli. Dari kecil saya memang tertarik dengan budaya dan bahasa Jepang. Dengan bantuan Oyama san dan JIN, akhirnya keinginan saya untuk berlibur dan belajar di Jepang tercapai.
Saya ikut Summer Program di Hokkaido Japanese Language School (Hokkaido JaLS) selama 2 minggu. Di sekolah, kami dimasukkan ke dalam kelas sesuai dengan kemampuan bahasa Jepang kami. Kelasnya nyaman dan tidak terlalu besar sehingga memudahkan interaksi di kelas. Para sensei dan staf pun sangat ramah dan membantu. Sekolah dimulai pukul 9:30 sampai 12:30. Waktu belajar kami dibagi menjadi 3 sesi, dengan setiap sesi berdurasi 50 menit. Di antara sesi tersebut ada waktu istirahat selama 10 menit. Pada sesi pertama dan kedua, kami belajar grammar dan menghafal kosakata. Kami dilatih mendengar dan berbicara dengan melakukan roleplay. Sesi ketiga diisi dengan latihan menulis hiragana dan katakana. Setiap minggunya, ada ujian untuk memantau progres pembelajaran kami. Bagi yang berminat, bisa mengikuti cultural activities setelah sekolah seperti membuat soba, ikebana (menata bunga), dan membuat sumpit.
Selain cultural activities, ada aktivitas tambahan pada hari Sabtu seperti berwisata ke Historic Village of Hokkaido. Museum open air ini menunjukkan bangunan-bangunan khas dari seluruh Hokkaido. Bangunan-bangunan bersejarah ini berasal dari periode Meiji dan periode Taisho (tahun 1868 – 1926), yaitu era ketika pengembangan Hokkaido dilakukan dalam skala besar. Historic Village of Hokkaido memiliki empat bagian yang berbeda, yaitu: kota, desa nelayan, desa pertanian dan desa pegunungan.
Di luar aktivitas sekolah, saya juga berwisata bersama teman-teman saya. Ada banyak tempat wisata di Sapporo, seperti: Hokkaido Shrine, Maruyama-koen Park, Former Hokkaidō Government Office, Nijo Market, Ishiya Chocolate Factory, dan Sapporo Beer Museum. Salah satu tempat wisata favorit saya di Sapporo adalah Gunung Moiwa. Gunung Moiwa memiliki salah satu panoramic view terbaik di seluruh Jepang. Saya menggunakan cable car untuk naik ke observation deck-nya. Bagi para pecinta alam, ada 5 hiking track menuju puncak Gunung Moiwa yang berkisar antara 2.5 – 4.5 km.
Hokkaido sangat terkenal dengan ramen dan curry soup-nya. Untuk teman-teman Muslim, ada toko ramen di Susukino yang menjual ramen halal. Selain itu, jangan lupa untuk jalan-jalan ke underground pedestrian space. Ada berbagai macam kuliner yang bisa dicoba. Kalau bosan dengan suasana restoran, teman-teman bisa beli makanan di konbini (convenience store) untuk disantap di Odori Park. Odori Park berjarak 15 menit berjalan kaki dari Stasiun Sapporo, tidak jauh dari sekolah. Di setiap sudut taman terlihat bunga berwarna-warni dan cerah.
Salah satu tempat favorit saya di Hokkaido adalah Otaru, sebuah kota pelabuhan yang terkenal dengan seafood-nya. Saya mengunjungi pasar ikan yang berada tepat di sebelah Stasiun Otaru. Disana, saya memesan kaisendon yaitu semangkuk nasi berisi aneka seafood serta hanasakigani (kepiting duri). Setelah itu, saya menyusuri Otaru Canal dan mencicipi soft ice cream. Hokkaido sangat terkenal dengan dairy product-nya sehingga bisa ditemukan banyak kedai soft ice cream. Saya sangat menyukai es krim 7 lapis dan es krim cremia di Venetian Cafeteria. Tempat lain yang tak kalah menariknya adalah Sakaimachi Dori Shopping Street yang penuh dengan restoran, kafe, giftshop, glass shop, butik dan museum.
Belum komplit rasanya apabila tidak berkunjung ke Furano atau Biei ketika sedang berada di Hokkaido. Karena jaraknya yang cukup jauh, saya dibantu host family untuk daftar one day tour ke Biei dan Furano. Saya mengunjungi Shirogane Blue Pond, Tomita Farm dan Furano Cheese Factory. Disana saya kalap mencicipi es krim lavender dan melon khas Hokkaido.
Saya dan teman saya, Fathia, tinggal bersama host familyselama di Hokkaido. Rumah host family kami terletak di Zenibako, Otaru. Setiap pagi kami bangun sekitar jam 7:00 dan sarapan terlebih dahulu. Pada pukul 8:15, kami bersepeda menuju Stasiun Zenibako lalu menaiki kereta JR lokal menuju Stasiun Sapporo. Perjalanan dari Zenibako ke Sapporo membutuhkan waktu kurang lebih 40 menit. Sampai di Sapporo, kami jalan selama 5 menit ke sekolah. Apabila tidak ada rencana untuk bepergian jauh, kami pulang dengan kereta jam 6 sore supaya sampai di Zenibako sekitar jam 7 malam, pas dengan waktu sunset. Kami pulang mengambil rute seaside road sehingga bisa menikmati pemandangan sunset ke arah laut. Terkadang, kami juga membeli snack ringan di konbini dan menggelar handuk untuk bersantai sejenak. Kami selalu berusaha pulang sebelum gelap supaya bisa makan malam di rumah.
Suatu hari, kami berdua berinisiatif memasak untuk host family. Kemampuan berbahasa Jepang jadi teruji ketika kami berusaha mencari bahan makanan dan bumbu untuk membuat hidangan khas Indonesia yang simple. Akhirnya kami menyajikan bakwan jagung dan sate ayam untuk host family.
Meskipun singkat, saya banyak belajar nilai-nilai dan budaya masyarakat Jepang. Saya belajar untuk lebih disiplin, mandiri, tepat waktu, dan beradaptasi di lingkungan baru. Saya juga belajar untuk mengatur budget dan membagi waktu lebih baik. Tadinya saya khawatir akan mengalami kendala bahasa selama di Jepang. Ternyata lingkungan sekolah dan host family sangat suportif sehingga saya pun bisa komunikasi cukup baik dengan mereka.
Wujudkan impian sekolah/kuliah di Jepang bersama Japan Indonesia Network. Ketercapaian tujuan anda/putra-putri anda, perhatian utama JIN. Hubungi JIN di info@jin.co.id, Tel/WA 022-20451463/0812-1477-937, LINE jin_office atau follow instagram kami japan.indonesia.network