Apakah perbedaan kuliah S1, S2, S3 di Jepang? Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman mengikuti kuliah S1, S2 dan juga S3 di Jepang serta menggeluti dunia pendidikan selama lebih dari 15 tahun. Perbedaan kuliah S1, S2, S3 di Jepang, Indonesia ataupun negara lain cenderung mirip. Tetapi, artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman kuliah di Jepang, dan ditulis dengan tujuan berbagi informasi bagi pelajar yang telah lulus S1 di Indonesia (ataupun negara lain) dan berminat studi lanjut S2 ataupun S3 di Jepang. Isi artikel ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan akan studi lanjut S2 ataupun S3 di Jepang atau tidak.
Perbedaan kuliah S1, S2, S3 di Jepang ditinjau dari beberapa persoalan secara ringkas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
[table “” not found /]Penjelasan tabel di atas sbb:
DURASI PENDIDIKAN
Sama seperti di Indonesia, durasi pendidikan di Jepang, untuk S1 4 tahun, S2 2 tahun dan S3 3 tahun. Pada saat kuliah S1, tahun pertama sampai tahun ke-tiga (semester 1 sampai semester 6) mahasiswa mengikuti kuliah, workshop ataupun studio tentang pengetahuan yang sesuai jurusan masing-masing. Pada semester 7 sampai 8, sambil masih mengikuti kuliah-kuliah, mahasiswa masuk ke research group (kenkyushitsu) dan berada dalam bimbingan associate professor atau professor untuk mengerjakan penelitian. Biasanya mahasiswa S1 membantu penelitian mahasiswa S2 atau S3. Penelitian yang dikerjakan mahasiswa S1, dapat berupa bagian dari penelitian mahasiswa S2, S3 ataupun penelitian profesor.
LINGKUP PENGETAHUAN
Secara umum dapat dikatakan, lingkup pengetahuan yang dipelajari di S1 lebih luas daripada S2 dan S3. Jumlah mata-kuliah dan juga kredit S1 lebih banyak daripada S2 dan S3. Sebagian besar (hampir semua) beban kredit S1 digunakan untuk kuliah, sehingga materi pengetahuan yang dipelajari banyak, dan lingkupnyapun luas (sesuai jurusan masing-masing). Sedangkan di S2, sebagian beban kredit digunakan untuk kuliah dan sebagian lagi untuk penelitian. Materi pengetahuan yang diberikan di S2 cenderung lebih spesifik dan advance, dan sebagian pengetahuan didapatkan melalui penelitian. Tergantung kampus dan jurusan, biasanya kredit untuk kuliah dan penelitian di S2 di Jepang kira-kira sama. Pada program S3, semua kredit digunakan untuk penelitian. Penelitian selalu fokus pada persoalan atau permasalahan tertentu. Lingkup pengetahuan yang dipelajari sangat spesifik.
KEBARUAN PENGETAHUAN
Penelitian dikerjakan untuk mendapatkan pengetahuan baru. Disebut baru apabila berbeda dengan yang ‘lama’, yang sudah ada selama ini. Pengetahuan dapat juga disebut sebagai pengetahuan baru, apabila sesuatu yang sebelumnya tidak dipahami menjadi dipahami. Penelitian untuk skala sarjana di Jepang, biasanya dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan baru yang skalanya cenderung lokal. Penelitian dilakukan untuk mendapat pengetahuan baru tentang fenomena yang ada di lingkungan sekitar atau dialami dalam kehidupan sehari-hari. ‘Pustaka’ yang menjadi bekal penelitian juga berupa pustaka yang diberikan oleh profesor, atau diberikan oleh senior (senpai) yang sedang mengikuti program S2 atau S3.
Sedangkan penelitian untuk S2, dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan baru yang mungkin ‘skala’nya cenderung nasional. Pustaka yang diacu untuk pijakan kebaruan, berupa prosiding atau jurnal nasional.
Penelitian S3 dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan baru ber’skala’ internasional. Topik penelitian S3 berupa topik yang di manapun di penjuru dunia ini belum ada yang meneliti atau menyusun pengetahuannya. Tergantung pada bidang keilmuan, penelitian S3 dapat berupa penelitian yang memiliki kontribusi pada teori ataupun yang sangat aplikatif.
PELUANG KERJA
Yang menjadi ciri-khas perusahaan Jepang, dan juga menjadi ciri-khas masyarakat Jepang adalah selalu mengakumulasikan pengetahuan (contoh sederhana: silakan coba lihat ‘isi’ acara2 TV di Jepang: sangat edukatif). Masyarakat Jepang, secara terus-menerus mengumpulkan pengetahuan baru, yang digunakan untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Bagi perusahaan/industri, pengetahuan baru digali untuk meningkatkan kualitas produk. Produk selalu dan selalu di-upgrade, agar menjadi yang terdepan dan laku di pasar. Karena itu, perusahaan-perusahaan Jepang (terutama yang sedang-besar) memiliki divisi research and development (R&D). Divisi R&D perusahaan Jepang, biasanya hanya menerima staf minimal lulusan S2 (yang telah memiliki pengalaman penelitian di perguruan tinggi). Lulusan S2 di Jepang, akan memiliki peluang masuk perusahaan, baik di bagian R&D atau bukan. Lulusan S1 tidak dapat masuk bagian R&D. Bukan berarti hal ini tidak baik, karena bidang kerja dan posisi yang dapat dimasuki lulusan S1 juga banyak.
Dibandingkan dengan di S2, pengetahuan yang dikembangkan oleh di S3 sangat spesifik. Lulusan S3 di Jepang memiliki kompetensi penelitian sangat tinggi. Biasanya lulusan S3 di Jepang hanya dapat bekerja di perusahaan besar atau perguruan tinggi (menjadi dosen). Perusahaan skala kecil ataupun sedang di Jepang ‘tidak berani’ mempekerjakan lulusan S3, karena harus menyediakan salary tinggi. Selain itu, kompetensi S3 belum tentu dibutuhkan.
Singkatnya, apabila tidak berminat bekerja di bidang yang berhubungan dengan pengembangan pengetahuan (penelitian) tidak perlu ambil S2. Jika berminat dengan pengembangan pengetahuan dalam skala tertentu, ingin selalu mengembangkan diri (terus-menerus menggali dan mengumpulkan pengetahuan) dan ingin menjadi profesional yang terus maju, mungkin perlu ambil S2. Jika tidak berminat bekerja di bidang R&D di perusahaan besar atau tidak berminat menjadi dosen di perguruan tinggi, tidak perlu ambil S3.
WUJUDKAN IMPIAN KULIAH DI JEPANG
Berminat kuliah di Jepang? Hubungi JIN di info@jin.co.id, Tel/WA 022-20451463/0812-1477-937, LINE jin_office atau follow instagram kami japan.indonesia.network
Japan Indonesia Network konsultan pendidikan dan agen sekolah/universitas di Jepang, membantu anda mencapai impian. Dapatkan informasi-informasi penting untuk persiapan kuliah di Jepang dengan klik LIKE atau SHARE di bawah ini:
Featured Image CC DeltaWorks | Kohji Asakawa | Kumamoto Japan