Sekolah sambil kerja part-time di Jepang memiliki kelebihan dan kekurangan. Tulisan ini mencoba membuat perbandingan antara sekolah tanpa kerja part-time, sekolah sambil kerja part-time minimal, dan sekolah sambil kerja part-time maksimal. Perbandingan diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pelajar untuk memutuskan apakah akan ke Jepang untuk sekolah tanpa kerja part-time atau sekolah sambil kerja part-time di Jepang. Kata ‘kerja’ pada tulisan ini merujuk pada kerja part-time bukan full-time. Yang dimaksud kerja part-time di sini adalah kerja paruh waktu atau di Jepang disebut arubaito (disebut juga baito). Yang dimaksud sekolah di sini adalah sekolah Bahasa Jepang, sekolah di professional training college, ataupun kuliah di universitas. Di website JIN juga tersedia tulisan biaya hidup di Jepang, biaya kuliah di Jepang, kuliah di Jepang biaya sendiri, biaya sewa apartemen di Jepang, manfaat kerja paruh waktu, dll artikel yang berisi tentang pembiayaan sekolah atau kuliah di Jepang.
Perbandingan antara ‘sekolah tanpa kerja part-time’ , ‘sekolah sambil kerja part-time di Jepang’ dengan jam kerja minimal dan ‘sekolah sambil kerja part-time di Jepang’ dengan jam kerja maksimal, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Perbandingan dibahas dari lima kriteria:
- Knowledge (pengetahuan dari sekolah dan belajar mandiri)
- Experience (pengetahuan umum/pengalaman)
- Network (teman dan sahabat)
- Income (penghasilan/pembiayaan)
- Happiness (ketercapaian tujuan/kebahagiaan)
Tabel 1. Perbandingan antara Sekolah tanpa Kerja Part-time, Sekolah sambil Kerja Part-time Minimal, dan Sekolah sambil Kerja Part-time Maksimal
[table “” not found /]
Peraturan pemerintah Jepang,
pelajar asing dapat kerja part-time
maksimal 28 jam per minggu.
Di antara tiga pilihan di atas, mana yang akan diambil tergantung pada kondisi keuangan pelajar dan tujuan yang ingin dicapai.
SEKOLAH TANPA KERJA PART-TIME
Apabila kiriman dari orang-tua cukup, pelajar dapat sekolah atau kuliah di Jepang tanpa kerja part-time. Apabila pelajar tidak kerja part-time, pelajar memiliki waktu yang cukup untuk akumulasi pengetahuan di sekolah atau belajar mandiri dengan maksimal. Akumulasi pengetahuan ini secara langsung ataupun tidak langsung, akan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam pekerjaan ataupun dalam bisnis.
Bagi pelajar yang sekolah atau kuliah tanpa kerja part-time, pengalaman di luar sekolah dan pertemanan yang lebih luas dapat dicapai dengan mengikuti kegiatan seperti home-visit, homestay, seminar, konferensi, pelatihan, workshop, kegiatan komunitas hobby, dll. Kegiatan di luar sekolah akan menambah pengetahuan dan pengalaman.
Bagi pelajar dari Indonesia yang sekolah Bahasa Jepang di Jepang dan mempersiapkan diri mengikuti ujian masuk universitas, sekolah tertentu di Jepang seperti Jet Academy (Tokyo) tidak mengizinkan pelajar untuk kerja part-time/paruh waktu/arubaito. Di sekolah tersebut, pada pagi hari pelajar belajar Bahasa Jepang dan pada siang hari belajar materi-materi ujian masuk universitas (EJU : Examination for Japanese University Admission for International Students). Fokus pada pembelajaran bahasa dan materi EJU akan meningkatkan kemungkinan diterima di universitas terbaik di Jepang.
SEKOLAH SAMBIL KERJA PART-TIME MINIMAL
Pilihan “sekolah sambil kerja part-time di Jepang’ jumlah jam minimal untuk mereka dengan kiriman dari orang-tua cukup untuk biaya hidup dan biaya kuliah di Jepang. Kerja part-time dilakukan untuk menambah pengalaman dan wawasan baru, mendapatkan teman baru (termasuk mendapatkan pacar), atau mendapatkan penghasilan sebagai tambahan. Kerja part-time dapat memberikan manfaat yang berbeda dengan manfaat yang didapatkan dari sekolah. Dari kerja part-time, pelajar dapat memahami misalnya kebiasaan tepat-waktu, tanggung-jawab, kedisiplinan, menghargai orang-lain, mendengarkan konsumen, sikap melayani, dan kemampuan soft-skill lainnya yang berbeda dengan yang dialami di sekolah.
Penghasilan dari kerja part-time bukan sumber biaya hidup atau biaya kuliah yang utama, tetapi penghasilan hanya untuk menambah uang-saku. Kerja part-time hanya dilakukan di waktu luang atau di hari tertentu yang tidak akan mengganggu sekolah/kuliah, seperti di hari libur sabtu atau minggu atau di liburan panjang. Sekolah/kuliah tetap sebagai prioritas dan kerja part-time sebagai pelengkap. Waktu yang dialokasikan untuk belajar maksimal dan waktu yang dialokasikan untuk kerja part-time cenderung tidak mengalahkan waktu untuk belajar di sekolah/mandiri. Semangat yang dimiliki, kerja part-time untuk belajar dari masyarakat dan dunia kerja secara langsung.
SEKOLAH SAMBIL KERJA PART-TIME MAKSIMAL
Pilihan ini dilakukan oleh tiga kelompok pelajar. Kelompok pertama, pelajar yang datang ke Jepang untuk bekerja dan/atau mendapatkan pengalaman baru dengan bekerja, bukan untuk menjadikan pembelajaran di sekolah sebagai bekal untuk pekerjaan di masa depan. Penghasilan (dan pengalaman di Jepang) sebagai prioritas utama dan sekolah sebagai pelengkap. Mungkin, secara tak sadar, mendaftar dan masuk sekolah lebih cenderung untuk mendapatkan visa palajar untuk masuk ke Jepang.
Kelompok ke-dua, pelajar yang memang datang ke Jepang dengan tujuan sekolah, tetapi kiriman dari orang-tua kurang. Kiriman orang-tua tidak dapat memenuhi biaya hidup dan biaya kuliah di Jepang. Sekolah tetap menjadi tujuan utama, tetapi kerja part-time karena kebutuhan. Sehingga, porsi kerja part-time cenderung banyak. Pelajar tipe seperti ini, tipe yang tangguh dalam memperjuangkan impian. Keterbatasan biaya, tidak menjadi penghalang untuk memperjuangkan masa depan. Maju terus dalam pengembangan diri.
Kelompok ke-tiga, pelajar yang mendapatkan kiriman dari orang-tua cukup atau mendapatkan beasiswa, tetapi kerja part-time maksimal untuk mengumpulkan uang atau menabung. Pelajar dengan motivasi seperti ini perlu hati-hati. Menjaga keseimbangan antara belajar dan bekerja tidak mudah. Bila kerja part-time maksimal, kesempatan akumulasi pengetahuan di sekolah/kampus berkurang. Akumulasi pengetahuan kurang (=kurang tahu, kurang pintar) dalam jangka panjang akan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam pekerjaan ataupun bisnis. Bagi mahasiswa pasca-sarjana, lebih baik meluangkan waktu beberapa jam untuk membaca, meneliti, ataupun menulis paper utk dikirim ke seminar, konferensi, ataupun jurnal, daripada kerja part-time.
Tiga kelompok pelajar seperti ini (sekolah sambil kerja part-time maksimal) cenderung mengalokasikan waktu untuk bekerja lebih banyak daripada untuk belajar. Porsi ‘kerja’ dan mencari income mendominasi kegiatan saat berada di Jepang. Kecenderungan yang terjadi, kerja maksimal dan belajar minimal.
—
Motivasi Sekolah/Kuliah di Jepang
Menentukan motivasi dan tujuan sekolah/kuliah di Jepang sangat penting sebelum pelajar memutuskan untuk berangkat ke Jepang. Japan Indonesia Network menanyakan motivasi dan tujuan sekolah/kuliah di Jepang saat konsultasi. Ketercapaian tujuan pelajar, merupakan prioritas utama JIN. JIN merekomendasikan sekolah yang menjadi mitra JIN di Jepang tergantung pada tujuan yang ingin dicapai tersebut. JIN konsultan pendidikan dan agen sekolah yang memberikan layanan konsultasi, pencarian sekolah, pendaftaran, dan pengurusan dokumen untuk pelajar yang ingin ke Jepang dengan motivasi sekolah/kuliah, bukan untuk yang memiliki motivasi utama bekerja (part-time).
Hubungi JIN untuk mewujudkan impian sekolah, kuliah, ataupun tinggal di Jepang. Hubungi JIN di info@jin.co.id, Tel/WA 022-20451463/0812-1477-937, LINE jin_office, facebook japan.indonesia.network, atau follow instagram kami japan.indonesia.network
Featured image: suasana di stasiun Shinagawa Tokyo, padat oleh commuter yang berangkat ke kantor. Foto @japan.indonesia.network.
Ikuti kami dan bagikan informasi tentang JIN dengan klik LIKE atau SHARE di bawah ini: